Thursday, January 9, 2020

Pembesaran Ikan Nila

Dalam memelihara ikan nila akan diperoleh produksi ikan nila yang cukup tinggi dan efisien. Lama pemeliharaan ikan nila sangat bergantung kepada ukuran ikan yang akan dipanen. Sebagai bahan pertimbangan ada 4 ukuran ikan nila yang diproduksi dipasaran yaitu :  
1. Ukuran 100 gram, umurnya kurang lebih 3-4 bulan 
2. Ukuran 250 gram, umurnyakurang lebih 4-6 bulan.  
3. Ukuran 500 gram, umurnya kurang lebih 6–8 bulan.  
4. Ukuran diatas 800 gram umurnya kurang lebih 9-12 bulan. 

A. Persiapan Wadah Pembesaran 
Pada pemeliharaan ikan untuk mencapai ukuran konsumsi dapat digunakan beberapa macam kolam pemeliharaan : 
  1. Kolam empat persegi panjang dengan luas 200 – 500 m2, kedalaman air 1 - 1,25 m, dasar kolam   dapat  tanah atau beton.  
  2. Kolam jaring terapung yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran minimal 1 - 4 m2  dan maksimal 9 – 49 m2 , yang terbuat dari bahan jaring dengan kedalaman air 1,5 – 2 m. 
  3. Hampang atau keramba yang dapat dilakukan diperairan dasar yang dangkal dengan kedalaman air 1 – 2 m.  
  4. Mina padi  yaitu pemeliharaan ikan nila disawah. 
Baca juga; Pembenihan Ikan Nila
1. Pembesaran Kolam Tanah 
Penebaran benih pada pemeliharaan ikan nila di kolam berukuran 10 gram per ekor Setidaknya, dua minggu sebelum dipergunakan kolam harus dipersiapkan dengan baik. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan, dicangkul dan diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran, saluran air diperbaiki agar pasokan air menjadi lancar. Saringan dipasang pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air.  

Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hama. Untuk itu, dapat digunakan kapur tohor sebanyak 100 – 300 kg/ha atau kapur pertanian dengan dosis 500 – 1.000 kg/ha. Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam, dengan dosis 1 – 2 ton/ha. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan, agar bila air dimasukkan, maka dapat tersebar secara merata. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5 – 10 cm dan dibiarkan 2 – 3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 75 – 100 cm. Kolam siap untuk ditebari bibit ikan hasil pendederan jika fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik. 

Fitoplankton yang tumbuh dengan baik ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Jika diperhatikan, pada dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, ketinggian air kolam diatur sedalam 75 – 100 cm.  
Baca juga; Pendederan Ikan Nila
Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kg/ha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam karung, dua buah di kiri dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Dapat pula ditambahkan bebrapa karung kecil yang diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk dapat larut sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam, posisi terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam. 

Pemberian Pakan 
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 3040% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggang (Hydrilla). 

Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per hari. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam 
2.  Pembesaran Pada Karamba Jaring Apung (KJA) 
Wadah untuk pembesaran di Karamba Jaring Apung (KJA) umumnya berukuran 4x4x3 m3. Spesifikasi KJA sebagai berikut : 
  1. Pelampung: bahan styrofoam atau drum, bentuk silindris, jumlah pelampung minimal 8 buah/jaring;  
  2. Tali jangkar: bahan polyetiline (PE), panjang 1,5 kali kedalaman perairan, jumlah 5 utas/jaring, diameter 0.75 inci; 
  3. Jangkar: bahan besi/blok beton/batu, bentuk segi empat, berat minimal 40 kg/buah, jumlah 5 buah/jaring; 
  4. Jaring: bahan polyetiline (PE 210 D/12), ukuran mata jaring 1 inci, warna hijau, ukuran jaring (7x7x2,5 m3). 
  5. Luas peruntukan areal pemasangan jaring maksimal 10% dari luas potensi perairan atau 1% dari luas perairan waktu surut terendah dan jumlah luas jaring maksimal 10% dari luas areal peruntukan pemasangan jaring. 




Sebagai upaya sterilisasi, sebelum ditebar, benih direndam dalam larutan Kalium Pemanganat konsentrasi 4 – 5 ppm selama kurang lebih 15 – 30 menit. Adaptasi suhu dilakukan agar suhu dilakukan agar suhu pada kemasan ikan sama suhu di KJA dengan cara merendam wadah kemasan benih ke KJA selama 1 (satu) jam. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar ikan tidak mengalami stres atau kematian akibat perbedaan suhu tersebut. Benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm, berat 30 – 50 gram dengan padat tebar 50 – 70 ekor/m3. Pakan digunakan untuk pembesaran ikan nila adalah lambit, pembersih jaring, pengukur kualitas air (termometer, sechsi disk, kertas lakmus), peralatan lapangan (timbangan, hapa, waring, ember, alat panen, dll), dan sampan. 

Lama pemeliharaan adalah 4 bulan dengan tingkat kelangsungan hidup/Survival Rate 9SR0 80%. Pakan yang diberikan berupa pelet apung dengan dosis 3 – 4% dari bobot total ikan. Frekuensi pemberiannya, 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore dengan rasio konversi pakan (FCR) 1,3. Panen dapat dilakukan berdasarkan permintaan pasar, namun umumnya ukuran panen pada kisaran 500 gram/ekor. 

B. Sistem dan Intensitas Pemeliharaan Ikan Nila 
1.  Sistem ekstensif (teknologi sederhana) 
  • Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.  
  • Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.). 
  • Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali. 
2. Sistem semi-Intensif (teknologi madya) 
  • Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di  sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur. 
  • Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanamanpadi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar. 
  • Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal ini karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina. 
  • Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam. 
  • Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakantambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran. 
  • Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut. 
  • Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun. 

 3.  Sistem intensif (teknologi maju) 
  • Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar. 
  • Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih. 
  • Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dan jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu. 
  • Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. Makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. 
Baca juga; KANDUNGAN AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN
C.  PASCA PANEN 
Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar. 

1. Penanganan ikan hidup 
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: 
  • Dalam pengangkutan pergunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 0 C. 
  • Waktu pengangkutan adalah  pada pagi hari atau sore hari. 
  • Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. 
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar nila merupakan produk yang cepat turun kualitasnya . Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain: 
  • Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. 
  • Sebelum dikenila, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir. 
  • Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak  dekat  (2 jam perjalanan),  dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm. 
  • Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 0 C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan = 1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. 

D. Hama dan Penyakit  
Ikan nila termasuk jenis ikan yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Menurut  Khairuman dan Amri ( 2007), hama dan peyakit ikan nila adalah sebagai berikut: 

1. Hama 
  • Bebeasan (Notonecta) Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkanminyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi. 
  • Ucrit (Larva cybister) Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam. 
  • Kodok Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup. 
  • Ular menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam 
  • Lingsang Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun. 
  • Burung Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang. 

2. Penyakit 
  • Penyakit pada kulit Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir. Pengendalian: (1) direndam dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. (2) direndam dalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %. 
  • Penyakit pada insang Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat /keputihan. Pengendalian: sama dengan di atas.  
  • Penyakit pada organ dalam Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit. Pengendalian: sama dengan di atas. 

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila: Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen; Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit; Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas; Sistem penilaukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu penilaukan air; Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya; Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar; Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (Lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman 

E. Rangkuman 
Pada pemeliharaan ikan untuk mencapai ukuran konsumsi dapat digunakan beberapa macam kolam pemeliharaan Kolam empat persegi panjang (dengan luas 200 - 500 m2, kedalaman air 1 - 1,25 m, dasar kolam  tanah atau Beton), Kolam jaring terapung yang berbentuk bujur sangkar ( ukuran minimal 1 - 4 m2  dan maksimal 9 – 49 m2, yang terbuat dari bahan  jaring dengan kedalaman air 1,5 – 2 m, Hampang atau keramba yang dapat dilakukan diperairan dasar yang dangkal dengan kedalaman air 1- 2 m. Mina padi  yaitu pemeliharaan ikan nila di sawah. 

Berdasarkan intensitas berbudidaya yang dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Sistem ekstenslf (teknologi sederhana), Sistem semi-Intensif (teknologi madya), Sistem intensif (teknologi maju)