Thursday, September 21, 2017

ALAT NAVIGASI KOMPAS KAPAL

Kompas adalah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal dan juga untuk membaring suatu target sasaran.


KOMPAS MAGNIT BASAH ( Magnetic Liquid Compass )
Alat navigasi kompas kapal

Cara Pengoperasian

Untuk Menentukan Arah Haluan Kapal :
1.    Tentukan terlebih dahulu arah haluan kapal yang akan dituju.
2.    Letakkan kompas tepat ditengah-tengah kapal sejajar dengan garis lunas kapal, dekat dengan kemudi kapal.
3.    Putar kemudi kapal kekiri/ kekanan seiring dengan pergerakan arah haluan kapal sampai dengan arah haluan kapal yang dituju sesuai dengan sudut arah pada kompas.

Membaring benda di darat.
1.    Persiapkan alat-alat baring, antara lain :
-          Kompas magnit
-          Pesawat Penjera Celah
-          Pesawat Baring Thomson
2.    Baring target sasaran dengan menggunakan alat pembaringan.
( pembahasan cara pengoperasian lihat pada prosedur pengoperasian Pesawat Penjera Celah dan Pesawat Baring Thomson )

Aplikasi Kompas

1.    Haluan yang dikemudikan pada pedoman magnit kapal adalah Haluan Pedoman (HP) dan Baringan yang diperoleh dari pedoman baringnya adalah Baringan Pedoman (BP).
2.    Garis haluan yang ditarik diatas peta adalah Haluan Sejati (HS) dan baringannya adalah Baringan Sejati (BS).
3.    Hasil baringan dari pedoman baring, jika ingin dilukiskan di peta harus diubah terlebih dahulu menjadi BS, dengan menggunakan rumus :
BP  +  V  =  BM   ;  BM  +  D  =  BS , atau
  V  +  D  =   S     ;  BP  +  S   =  BS
4.    Pada nilai variasi perhatikan perubahan tahunan variasinya, sedangkan untuk nilai deviasi perhatikan deviasi pedoman kemudi pada daftar deviasi untuk haluan yang bersangkutan.
5.    Untuk keperluan pengemudian kapal, ubahlah HS menjadi HP.
6.    Bulatkanlah selalu nilai haluan ( 0,50 keatas dibulatkan menjadi 10 dan dibawah 0,50 dihilangkan )., contoh :
23,50 menjadi 240   ;   23,40 menjadi 230

Aplikasi Deviasi Kompas

Deviasi  = sudut antara Utara Magnit dan Utara Pedoman

Sembir  =  Variasi + Deviasi

Deviasi  =  HM  –  HP

Variasi  =  HS  -  HM


 
- Nilai deviasi (+) bila UP dikanan UM
- Nilai deviasi (-) bila UP dikiri UM

Sembir  =  sudut antara US dan UP
- Nilai sembir (+) bila UP dikanan US
- Nilai sembir (-) bila UP dikiri US


Macam-macam pedoman magnit berdasarkan penggunaannya di kapal :
1.    Pedoman magnit kering (magnetic dry compass).
2.    Pedoman magnit basah (magnetic liquid compass)
Sesuai dengan penempatan dan fungsinya di kapal, pedoman magnit dibagi menjadi tiga jenis :
1.    Pedoman standard (standard compass).
2.    Pedoman kemudi (steering compass).
3.  Pedoman darurat.





Sifat-sifat magnit :
1.  Memiliki gaya tarik atau tolak terhadap logam bermagnit lainnya (baja dan besi).
2.  Kekuatan terkuat gaya tarik magnit terdapat pada ujung-ujung magnit batang.
3.  Ujung-ujung magnit batang diberi nama kutub. Kutub utara dan kutub selatan, karena ujungnya selalu mengarah ke kutub-kutub bumi.
4.  Kutub senama akan saling tolak menolak dan kutub tidak senama akan tarik menarik.

Syarat-syarat piringan pedoman yang baik :
1.  Harus ringan, sungkup piringan pedoman bagian bawahnya harus licin.
2.  Tidak memiliki kesalahan kolimasi.
3.  Pembagian derajatnya harus jelas, sehingga mudah dibaca dan dibuat secara teratur.
4.  Besarnya piringan pedoman harus seimbang dengan besarnya ketel pedoman.
5.  Piringan pedoman harus tenang namun peka.
6.  Waktu ayun piringan pedoman harus cukup besar, yaitu minimum 14 detik agar tidak terjadi sinkronisasi dengan olengan kapal.

Cara memeriksa kepekaan piringan pedoman :
1.  Putar piringan pedoman ke kanan + 30 dari kedudukan seimbang semula.
2.  Lepaskan dan kemudian baca penyimpangan sudut pada sisi lainnya.
3.  Ulangi dengan arah berbeda, yaitu putar piringan pedoman kekiri.
4.  Bila hasil penyimpangan pada kedua sisi sama atau berselisih ½ 0 saja, berarti piringan pedoman cukup peka.

Syarat ketel pedoman yang baik :
1.  Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnit.
2.  Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka tutup kaca bening dibagian atas harus dalam keadaan datar.
3.  Posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian-bagian pedoman lain, sehingga setiap saat bagian-bagian dalam pedoman dapat mengayun dengan bebas.
4.  Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertical ditengah-tengah ketel pedoman.
5.  Tuas untuk menempatkan pesawat baring harus tepat dititik pusat Garis layar tepat pada bidang lunas linggi kapal.

Cara memeriksa ketepatan garis layar :
1.  Buatlah sebuah tonggak dan berdirikan dibidang lunas linggi didepan pedoman pada jarak yang cukup, misalnya diujung haluan.
2.  Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukkan skala derajat oleh garis layar.
3.  Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.

Perawatan pedoman magnit meliputi :
1.  Perawatan alat dan bagian-bagiannya :
Bila terjadi gelembung udara cukup banyak atau kedudukan piringan pedoman berubah, cara perawatannya :
a.  Lepaskan pedoman dari rumah pedoman.
b.  Baringkan ketel pedoman pada tempat yang rata.
c.   Buka bagian penyumbatnya (prop) dengan cara diputar.
d.  Keluarkan cairan melalui prop, namun bila hanya terjadi gelembung udara cukup banyak dengan menambahkan campuran alcohol (70 %) dan air (30 %) melalui lubang prop tersebut.
e.  Setelah cairan dikeluarkan, selanjutnya buka sekrup-sekrup yang berada pada tutup ketel pedoman.
f.    Perbaiki bagian-bagian yang rusak atau aus dan ganti bila perlu.
g.  Setelah selesai perbaikan, tutup kembali kaca penutup bagian atasnya dan sekrup yang rapih.
h.  Isi kembali cairan alcohol dan air melalui prop, dan usahakanlah sampai penuh, selanjutnya prop ditutup.
i.    Cek terlebih dahulu apakah masih terdapat gelembung udara dalam ketel tersebut atau tidak ? Bila tidak, kencangkan prop tersebut.
j.    Kembalikan ketel pedoman pada rumah pedoman.

2.  Penempatan pedoman yang baik di kapal.
a.  Agar piringan pedoman di kapal tetap pada posisi mendatar, maka perlu diberi cincin kardanus.
b.  Benda-benda besi/baja, benda bermagnit atau alat-alat listrik disekitar kompas harus disingkirkan untuk menghindari pengaruh penunjukkan pedoman.
c.   Bila pedoman tidak dipergunakan, tutuplah dengan rapih.

3.  Koreksi secara periodik terhadap arah penunjukkan pedoman.
a.  Lakukan pengecekan dengan cara melakukan pembaringan dua benda yang terdapat di peta dan diketahui arah sejatinya.
b.  Bila penunjukkan arah terlalu besar lakukan penimbalan, yaitu memasang dan mengatur letak batangan parameter disekitar dinding luar ketel pedoman sambil membaring.
c. Namun bila masih terdapat keragu-raguan mengenai arah penunjukkan pedoman atau kepekannya maka perlu dibawa ke bengkel khusus untuk perbaikan lebih lanjut.

Sumber: 
PENULIS       : MULDAN MARTIN, A.Pi
EDITOR         : IRWAN KURNIAWAN, S.St.Pi