Wednesday, September 26, 2012

ANALISA TEKNIS YANG MELATAR BELAKANGI DALAM MENDESAIN ALAT PENANGKAP IKAN


Ilustrasi
Image by wartaloka.blogspot.com 
Banyak jenis alat tangkap ikan, sehingga dalam cara merancangnya memerlukan pendekatan yang luwes. Merancang alat tangkap adalah proses mempersiapkan uraian teknis dan menggambar alat tangkap agar dapat memenuhi syarat-syarat penanganan alat, teknis, penggunaan alat, ekonomis dan social. Penyelesaian masalah yang terdapat dalam memproduksi alat tangkap agar memenuhi sifat-sifat tersebut adalah sangat komplek; pertama karena sifat teknologi yang komplek dan kedua karena beberapa sifat yang bertentangan harus digabungkan. Pada dasarnya, untuk meracang alat tangkap, cukup bila dipunyai pengalaman praktek menangkap ikan dan mampu melaksanan perhitungan teknis. Dengan pengetahuan ini, rencana dan spesifikasi alat tangkap ikan dapat dikembangkan dan alat dibuat dan diuji di laut. Jika alat tangkap yang baru kurang memuaskan, maka perlu dimodifikasi atau bahkan dirancang dari permulaan dengan memperhitungkan kesalahan sebelumnya.
Dalam merancang alat tangkap ikan perlu secara terus menerus ditaksir mutu penangkapan dan teknis serta efisiensi ekonomisnya. Masalah dalam merancang alat penangkap dapat dipecahkan melalui banyak cara dan tambahan pula terdapat banyak jenis alat tangkap ikan. Oleh karena itu teori dalam merancang tidak ada ketetapan, penyelesaian rutin atau resep-resep dan perancang harus kreatip dalam setiap hal dalam berbagai keadaan ini.
Hasil guna alat tangkap ikan sangat tergantung pada pengetahuan dan disesuaikan dengan tingkah laku ikan di dalam lingkungan gerakan (ruang lingkup) alat tangkap dan hal ini tidak dapat diperkirakan dengan perhitunagan angka. Persesuaian antara suatu alat tangkap tertentu dengan tingkah laku ikan dan kondisi penangkapan ditaksir secara empiris kemudian persyaratan utama dari alat yang dirancang biasanya disusun secara subyektip, didasarkan atas pengalaman penangkapan ikan.Faktor ini memberi syarat khusus dalam proses mendesain, sering lebih bersifat semi dari pada ilmiah.
Pengetahuan umum dan kemampuan nelayan yang harus menggunakan alat tangkap baru juga mempengaruhi sifat-sifat desain dapat dipertimbangkan.
Misalnya suatu alat tangkap yang canggih atau rumit tidak dapat digunakan secara semestinya, dipelihara dan diterapkan pada suatu perikanan rakyat. Jika untuk mengoperasikan alat tangkap diperlukan perlengkapan elektronik atau mesin-mesin berteknologi tinggi, maka nelayan harus dapat menyerap latihan teknik yang relevan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang nyata dan umum dimana alat tangkap dapat dan    seharusnya diracang memakai metoda dan analisa teknis:
1.         Penampilan dari suatu alat tangkap yang telah dikenal dan yang diuji harus disempurnakan dengan memperbaiki sifat-sifat tekniknya seperti dengan menggunakan bahan jaring yang lebih sesuai, dengan tali-temali yang lebih baik, atau dengan mengurangi berat atau biaya konstruksi.
2.         Alat tangkap yang telah dibuat harus dimodifikasi untuk menampung daerah penangkapan yang baru, teknik operasional dan sebagainya. Bentuk baru dibuat dengan suatu analisa elemen alat tangkap yang telah ada itu dan dengan pengujian model yang diikuti oleh test skala penuh pada kodisi penangkapan.
3.         Suatu jenis alat tangkap yang betul-betul baru yang dirancang tanpa prototip. Kesulitan yang utama adalah bahwa reaksi ikan terhadap cara penangkapan yang baru tidak diketahui. Tugas seperti ini meliputi merancang dan menguji model-model percobaan berturut-turut dan alat skala penuh dalam kondisi penangkapan.
Mutu utama dari alat tangkap ikan dan desainnya yaitu kelayakan ekonomis dan efisiensi penangkapan, yang tergantung banyak factor seperti adanya sumberdaya ikan, kebutuhan pasar akan ikan dan harganya, biaya operasi armada penangkapan, jumlah, ukuran dan jenis perahu/kapal ditempat tersebut, jauh dekatnya dari pelabuhan, tersedianya bahan dan komponen alat tangkap dan teknik yang mendukung konstruksi dan merawat armada, pengelolaan sumberdaya ikan (peraturan dan hambatan operasionalnya), keadaan hidrometeorologi, tersedianya nelayan dan tenaga ahli dan tergantung juga pada kondisi teknik dan kondisi ekonomi lainnya. Desain yang baru sebaiknya disesuaikan dengan syarat-syarat tersebut diatas dan kondisi teknik, ekonomi serta social lainnya.



Sumber: Burhanuddin, S.Pi (Widyaiswara Madya BKPI Tegal)