Sunday, November 4, 2012

PENELITIAN SEPUTAR PENAMBAHAN KALSIUM PADA LOBSTER


Penelitian :    Riza Rahman Hakim, S.Pi, Universitas Muhammadiyah Malang (Penelitian Pengembangan Iptek, 2009)
Judul         :    Penambahan Kalsium Pada Pakan untuk Meningkatkan Frekuensi Molting Lobster Air Tawar (Cherax Quadricarinatus)
Hasil          :    Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Adapun perlakuan yang digunakan adalah penambahan kalsium pada pakan dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu perlakuan A = 0 % (tanpa penambahan kalsium), B = 2 %, C = 4 %, dan D = 6 %.
                        Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kalsium pada pakan dapat meningkatkan frekuensi molting lobster air tawar. Hal ini ditunjukkan dengan perlakuan B (2%) yang memiliki frekuensi molting tertinggi, yaitu 7,33. Selanjutnya diikuti oleh perlakuan D (6%) = 7,00, perlakuan A (0%) = 6,33, dan perlakuan C (4%) = 5,67. Penambahan kalsium pada pakan juga memberikan pengaruh yang positif pada sintasan dan pertumbuhan lobster air tawar. Pada semua perlakuan pakan yang ditambahkan kalsium menunjukkan nilai sintasan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pakan yang tidak ditambahkan kalsium. Data ratarata sintasan lobster air tawar secara berurutan adalah sebagai berikut; perlakuan B (2%) = 93,33%, D (6%) = 93,33%, C (4%) = 86,67%, dan A (0%) = 80 %. Sedangkan data rata-rata pertumbuhan lobster air tawar secara berurutan adalah sebagai berikut; perlakuan B (2%) = 0,85 g, D (6%) = 0,79 g, C (4%) = 0,78 g, dan A (0%) = 0,73 g.
                        Disarankan agar dalam budidaya lobster air tawar khususnya pada stadia benih, dapat menggunakan pakan yang ditambahkan kalsium 2%, sehingga dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan lobster air tawar tersebut.

Penelitian : Lies Emmawati Hadie*), Wartono Hadie*), dan Iin Iiana Kusmini**), Pusat Riset Perikanan Budidaya Pasar Minggu, disetujui dan dipublikasi oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor (2010)
Judul         :    Kajian Efektifitas Kalsium Untuk Pengembangan  Teknologi Intensif pada Budidaya Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)
Hasil          :    Penelitian dilakukan secara in door pada bak semen yang dilengkapi dengan system resirkulasi. Rancangan penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan konsentrasi penambahan calcium hydroxide ke dalam media yaitu 0 mg/L, 5 mg/L, 10 mg/L dan 15 mg/L. Masing-masing pelakuan mendapat 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek pemberian kalsium (CaOH2) pada lobster air tawar terlihat secara signifikan memberikan efek yang positif dan jauh lebih baik dibandingkan dengan control (P<0 5="5" baik="baik" dalam="dalam" hasil="hasil" kalsium="kalsium" konsentrasi="konsentrasi" lobster.="lobster." memberikan="memberikan" mempengaruhi="mempengaruhi" mg="mg" o:p="o:p" petumbuhan="petumbuhan" yang="yang">

Penelitian :    Jenny Abidin, Intitut Pertanian Bogor (Tesis, 2011)
Judul         :    Penambahan Kalsium untuk Meningkatkan Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Juvenil Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de man) pada Media Bersalinitas.
Hasil          :    Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bobot harian mengalami peningkatan pada penambahan 20 mg/L (2,83%), 40 mg/L (3,33%),60 mg/L (3,70%) dan menurun pada perlakuan 80 mg/L (2,00%). Perlakuan tanpa penambahan kalsium dengan laju pertumbuhan yang terendah (1,80%). Laju pertumbuhan panjang harian juvenil udang galah tertinggi pada perlakuan 60 mg/L (3,46%) dan terendah pada perlakuan tanpa penambahan kalsium (1,73%). Kelangsungan hidup pada penelitian tahap I relatif tinggi yaitu berkisar antara 98-100%. Penelitian tahap II menunjukkan bahwa kadar mineral kalsium yang larut dalam air akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan kalsium dalam tubuh udang dan berpengaruh terhadap tingkat kerja osmotik. Pada penelitian tahap II, perlakuan dengan penambahan 75 mg/L Ca(OH)2 (kadar Ca2+ media 84,08 mg/L) cukup rendah dibandingkan penambahan 25 mg/L Ca(OH)2 (kadar Ca2+ media 70,07 mg/L) dan 50 mg/L Ca(OH)2 (kadar Ca2+ media 76,07 mg/L). Adanya penambahan kalsium dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap kadar kalsium tubuh udang. Dari data yang diperoleh kadar kalsium tubuh tertinggi yaitu pada perlakuan 50 mg/L Ca(OH)2 sebesar 5429,7 dan terendah pada perlakuan 0 mg/L Ca(OH)2 yaitu 4323,4. Frekuensi molting terbanyak pada perlakuan penambahan 50 mg/L Ca(OH)2 yaitu 3 kali. Frekuensi molting terendah pada 0 mg/L Ca(OH) dan 75 mg/L Ca(OH)2 yang masing-masing sebanyak 2 kali selama pemeliharaan 30 hari. Tingkat kerja osmotik tertinggi pada perlakuan tanpa penambahan Ca(OH)2 sebesar 0,276 mOsm/L H2O dan terendah pada perlakuan penambahan 50 mg/L Ca(OH)2 sebesar 0,190 mOsm/L H2O. Tingkat konsumsi oksigen tertinggi pada perlakuan tanpa penambahan kalsium sebesar 1,71 mg O2/g/jam dan terendah pada perlakuan penambahan 50 mg/L Ca(OH)2 sebesar 0,63 mgO2/g/jam. Laju pertumbuhan bobot harian tertinggi pada perlakuan penambahan 50 mg/L sebesar 4,32 % dan diikuti oleh penambahan 25 mg/L Ca(OH)2 sebesar 3,44 %. Perlakuan 0 mg/L menunjukkan laju pertumbuhan yang terendah (2,51 %). Laju pertumbuhan panjang harian tertinggi pada perlakuan penambahan 50 mg/L (1,54%) dan terendah pada perlakuan 0 mg/L (0,9 %). Kelangsungan hidup yang diperoleh pada penelitian tahap II ini berkisar antara 89,67 – 98,67%. Efisiensi pakan tertinggi pada perlakuan penambahan 50 mg/L Ca(OH)2 (10,19%) dan terendah pada perlakuan 0 mg/L Ca(OH)2 (6,89 %). Efisiensi pakan pada penambahan 50 mg/L Ca(OH)2 dengan laju pertumbuhan tertinggi yaitu 4,32%. Kisaran nilai parameter fisik kimia air selama penelitian masih dianggap layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup juvenil udang galah.
                        Penambahan kalsium 50 mg/L Ca(OH)2 pada media budidaya dengan kadar Ca2+ awal 54,05 mg/L menghasilkan pertumbuhan juvenil udang galah yang terbaik. Mineral kalsium Ca(OH)2 dengan konsentrasi tersebut dapat menurunkan tingkat kerja osmotik, tingkat konsumsi oksigen serta meningkatkan frekuensi molting, laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan efisiensi pakan.