Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat
fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana
densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak
menentukannya.Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh
secara signifikan oleh salinitas.Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah
garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan
osmosis.
Garam-garaman
utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%),
kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari
bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama
garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi
lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.
Secara ideal,
salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap
kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau
komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan
pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan
proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida.
1.
Klorida
Klorida banyak
ditemukan di alam, hal ini di karenakan sifatnya yang mudah larut. Kandungan
klorida di alam berkisar < 1 mg/l sampai dengan beberapa ribu mg/ldi dalam
air laut. Air buangan industri kebanyakan menaikkan kandungan klorida demikian
juga manusia dan hewan membuang material klorida dan nitrogen yang tinggi.
Kadar Cl- dalam air dibatasi oleh standar untuk berbagai
pemanfaatan yaitu air minum, irigasi dan konstruksi.
Konsentrasi 250 mg/l
unsure ini dalam air merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat
mengakibatkan timbulnya rasa asin. Konsentrasi klorida dalam air dapat
meningkat dengan tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. Klorida
mencapai air alam dengan banyak cara. Kotoran manusia khususnya urine,
mengandung klorida dalam jumlah yang kira-kira sama dengan klorida yang
dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini rata-rata kira-kira 6 gr klorida
perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam air bekas kira-kira 15 mg/l di
atas konsentrasi di dalam air yang membawanya, disamping itu banyak air buangan
dari industri yang mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar.
Klorida
dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. Klorida dalam
jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfectan. Unsur ini apabila berikatan dengan
ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin (Sutrisno.T,
2004).
2.
Kalium
Dalam air laut, jumlah
Kalium jauh lebih sedikit daripada jumlah Natrium, tetapi di dalam batuan
endapan jumlah Kalium lebih banyak dibandingkan jumlah Natrium. Bukti tertentu
menjelaskan bahwa sel-sel kehidupan bertanggung jawab terhadap pengambilan
Kalium dari laut dalam jumlah besar. Organisme-organisme laut mengabsorpsi
Kalium ke dalam sel-sel tubuh mereka. Apabila organisme-organisme ini mati,
mereka akan menyatu dengan batu-batuan di dasar laut bersama Kaliumnya.
Apabila kadar Kalium
darah meningkat lebih dari 3-4 kali nilai normal, maka denyut jantung akan
terhenti. Peningkatan sedikit lagi akan mengakibatkan saraf berhenti menyampaikan
impuls-impuls listrik dan otot-otot menjadi lumpuh. Apabila 6% saja dari Kalium
di dalam sel dibiarkan terlepas dengan cepat ke dalam rongga luar sel, maka
organisme akan segera mati. Untunglah hal itu tidak terjadi dalam keadaan
normal. Pengendalian kesetimbangan ion Na-K dibantu oleh adanya pompa ion yang
beroperasi. ATP menarik kembali ion K yang keluar dari sel. Kadar ion K di luar
sel pada tumbuhan relatif lebih tinggi daripada kadar ion K dalam sel hewan.
Unsur Kalium juga diperlukan untuk proses fotosintesis.
Kalium merupakan ion
bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular
(ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan
berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan
terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular
dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam
tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi
bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot
(muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari. Di
dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan
cairan-elektrolit dan + + keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan
kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf,
pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan
kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta
keringat
3.
Fosfat
Fosfor
merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk
pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk
senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat
berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein.
Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat.
Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion
(orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk
HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan
membantu proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).
Sumber fosfat
diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena
sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga
sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di
dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion
H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk
kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal daari sumber
alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari
laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan
terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat
menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan
plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter (Hutagalung et al, 1997).
Fosfat dalam
air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis
dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP dan Nukleotid koenzim).
Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap.
Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat
dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut
dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik. Dipermukaan air, fosfat di angkut
oleh fitoplankton sejak proses fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm
akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk
konsentrasi dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat
kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi di laut sejak NO3 selalu
habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada musim panas, permukaan air
mendekati 50% seperti organik-P. Di laut dalam kebanyakan P berbentuk
inorganik. Di musim dingin hampir semua P adalah inorganik. Variasi di perairan
pantai terjadi karena proses upwelling dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran
yang terjadi dipermukaan pada musim dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear
di air dangkal. Setelah musim dingin dan musim panas kelimpahan fosfat akan
sangat berkurang.
Fosfor berperan
dalam transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat pada ATP (Adenosine
Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate). Ortofosfat yang merupakan produk
ionisasi dari asam ortofosfat adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di
perairan.
Ortofosfat
merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan
akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat
terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber fosfat. Setelah masuk
kedalam tumbuhan, misalnya fitoplankton, fosfat anorganik mengalami perubahan
menjadi organofosfat. Fosfat yang berikatan dengan ferri [Fe2(pO4)3] bersifat
tidak larut dan mengendap didasar perairan. Pada saat terjadi kondisi anaerob,
ion besi valensi tiga (ferri) ini mengalami reduksi menjadi ion besi valensi
dua (ferro) yang bersifat larut dan melepaskan fosfat keperairan, sehingga
meningkatkan keberadaan fosfat diperairan (Effendi 2003)
Secara rinci
perputaran campuran organik –P yang ditunjukkan di permukaan air secara garis
besar tidak diketahui. Sepenuhnya adalah larutan inorganik fosfor seperti hasil
ionisasi pada H3PO4
H3PO4->H+ + H2PO4
H3PO4->H+ + HPO42-
H3PO4->H+ + PO43-
H3PO4->H+ + H2PO4
H3PO4->H+ + HPO42-
H3PO4->H+ + PO43-
Pecahan pada bentuk
ini dibatasi oleh pH dan komposisi pada air. Ionisasi konstan untuk tiga tahap
penguraian dapat didefinikan sebagai :
K1 = [H+] [H2PO4] [H3PO4]
K2 = [H+] [HPO42-] [H2PO4-]
K3 = [H+] [PO33-] [HPO42-
K1 = [H+] [H2PO4] [H3PO4]
K2 = [H+] [HPO42-] [H2PO4-]
K3 = [H+] [PO33-] [HPO42-
Banyak sumber
fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri, ataupun makhluk hidup lain
yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang berasal dari feses hewan
(aves). Sisa tulang, batuan, yang bersifat fosfatik, fosfat bebas yang berasal
dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di atmosfer, jaringan
tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor banyak terdapat
interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan inorganik, dan antara
kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya beberapa hewan melepaskan
sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.
Dalam perairan
laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1. Ratio N/P yang meningkat
potensial menimbulkan blooming atau eutrofikasiperairan, dimana terjadi
pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Eutrofikasi potensial berdampak
negatif terhadap lingkungan, karena berkurangnya oksigen terlarut yang
mengakibatkan kematian organisme akuatik lainnya (asphyxiation), selain
keracunan karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton (genus
Dinoflagelata). Fitoplankton mengakumulasi N, P, dan C dalam tubuhnya, masing –
masing dengan nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x 104)
untuk N dan 4 x 103 untuk C (Sanusi 2006).
4. Nitrogen
Nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai bentuk
senyawa. Nitrogen yang terbanyak dalam bentuk N-molekuler
(N2) yang berlipat ganda jumlahnya daripada nitrit
(NO2) atau
nitrat (NO3), tetapi tidak dalam bentuk yang berguna
bagi jasad hidup (Davis,
1986).
Nitrogen memegang peranan
kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asam amino yang membuat
protein. Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap
N-anorganik dalam salah satu gabungan atau sebagai
nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein
yang kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan. Jaringan organic yang mati diurai oleh berbagai jenis bakteri,
termasuk didalamnya bakteri pengikat nitrogen yang
mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk
gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi yang melakukan hal sebaliknya. Nitrogen lepas
ke udara dan diserap dari udara selama siklus berlangsung. Jumlah nitrogen yang
tergabung dalam mineral dan mengendap di dasar laut tidak seberapa besar
(Romimohtarto dan Juwana, 2001). Pola sebaran nitrogen di Samudera Atlantik,
Pasifik dan Samudera India tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Gambar
2) (Davis, 1986).
Sebaran menegak dari bentuk-bentuk gabungan nitrogen berbeda di laut.
Nitrat terbanyak terdapat di lapisan permukaan, ammonium tersebar secara
seragam, dan nitrit terpusat dekat termoklin. Interaksi-interkasi antara berbagai
tingkat nitrogen organic dan bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat
nitrogen diubah menjadi berbagai senyawa anorganik, zat-zat ini sudah tenggelam
di bawah termoklin. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karena
termoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur-unsur ini dan
kenyataannya persediaan nitrogen akan menjadi faktor pembatas bagi
produktivitas di laut.
5. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang
terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari
difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari
proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan
parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air
serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi .
Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi
secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan
pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam
limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan
gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di
laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar.
Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10.
Menurut Boyd (1990), jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), bila dalam suatu kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat lambat sehingga oksigen dalam air sangat sedikit.
Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Menurut Boyd (1990), jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), bila dalam suatu kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat lambat sehingga oksigen dalam air sangat sedikit.
Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Baca juga; Gas Terlarut Dalam Air Laut
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup inilah beberapa manfaatnya :
•
Untuk pernapasan
•
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan.
•
oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam
proses aerobik.
•
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut.
Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator
kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan
reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan
biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi
aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik
dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan
kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan
mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien
dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen
terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada
perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk
memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai
pengoksidasi dan pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya.
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
- kekeruhan air,È- suhu,È
- salinitas,È
- pergerakan massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.È
Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin
rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan
permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara
air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya
kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses
fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan
untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan
organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium
dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis
ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya
tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut.Kandungan
oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak
tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini
sudah cukup mendukung kehidupan organisme. Idealnya, kandungan oksigen terlarut
tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada
tingkat kejenuhan sebesar 70 %. KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut
adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
6.
Magnesium
Magnesium hidroksida umum diproduksi dengan proses pengendapan dari
lautan magnesium dan proses pengendapan dari air laut. Senyawa ini banyak
digunakan di industri farmasi/obat dalam sediaan obat maag dan obat lainnya,
sedangkan di industri kimia banyak digunakan dalam proses pemurnian gula,
pengeringan produk makanan, bahan tambahan residu minyak baker.
Manfaat Magnesium:
- Magnesium membantu
menjaga fungsi otot dan syarat yang normal.
- Magnesium
mempertahankan ritme jantung hingga menjadi stabil.
- Magnesium membantu
penguatan tulang.
- Magnesium dapat menghambat penumbuhan kanker otak
- magnesium dapat mengobati sakit asma akut.
- Magnesium berfungsi
dalam metabolisme energi dan sintesa protein.
- Magnesium dapat
mengobati migren, gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran
dan stamina tubuh, serta memulihkan gairah seksual.
- Magnesium berfungsi
sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan
hemoglobin.
- Digunakan sebagai
pupuk.
Bila Kekurangan Magnesium:
- Menyebabkan peningkatan
kadar adrenalin,menimbulkan perasaan cemas.
- Menyebabkan penyembulan
katup mitral, meningkatkan tingkat perasaan cemas.
- Kehilangan nafsu makan
- Depresi
- Menyebabkan darah tinggi dan osteoporosis
- Kontraksi otot serta
kram
- Kejang koroner
7. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana
karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek
astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun
hingga kini belum diketahui) (Janzen, 2004).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida (Houghton, 2005).
Siklus nitrogen merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan transformasi nitrogen dan senyawa yang mengandung-nitrogen dalam alam. Ini merupakan siklus gas. Atmosfer bumi sekitar 78% merupakan nitrogen, ini menjadikannya kolam nitrogen terbesar. Nitrogen merupakan unsur yang penting untuk beberapa proses biologis; dan sangat penting untuk kehidupan di bumi. Unsur ini dalam semua asam amino, bergabung ke dalam protein, dan sekarang ini dalam basis pembuatan asam nukleat, seperti DNA dan RNA. Pada tanaman, banyak dari nitrogen yang digunakan dalam molekul klorofil yang penting untuk fotosintesis dan pertumbuhan selanjutnya (Smil, 2000).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida (Houghton, 2005).
Siklus nitrogen merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan transformasi nitrogen dan senyawa yang mengandung-nitrogen dalam alam. Ini merupakan siklus gas. Atmosfer bumi sekitar 78% merupakan nitrogen, ini menjadikannya kolam nitrogen terbesar. Nitrogen merupakan unsur yang penting untuk beberapa proses biologis; dan sangat penting untuk kehidupan di bumi. Unsur ini dalam semua asam amino, bergabung ke dalam protein, dan sekarang ini dalam basis pembuatan asam nukleat, seperti DNA dan RNA. Pada tanaman, banyak dari nitrogen yang digunakan dalam molekul klorofil yang penting untuk fotosintesis dan pertumbuhan selanjutnya (Smil, 2000).
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer,
yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh
tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis
ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah
berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri
yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain,
misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob
dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.
(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen (Vitousek, Aber, Likens,
Schindler, Schlesinger dan Tilman, 1997).
Siklus oksigen merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan gerakan oksigen dalam dan antara tiga utama: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor pengemudi utama dari siklus oksigen adalah fotosintesis, yang bertanggung jawab terhadap atmosfer bumi modern dan kehidupan seperti yang kita ketahui. Karena jumlah oksigen sangat banyak dalam atmosfer, bahkan jika semua fotosintesis untuk menghentikannya mengambil antara 5,000 sampai 2,4 juta tahun (referensi tidak diketahui) untuk mengosongkan semua oksigen (Millero, 2005).
Siklus oksigen merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan gerakan oksigen dalam dan antara tiga utama: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor pengemudi utama dari siklus oksigen adalah fotosintesis, yang bertanggung jawab terhadap atmosfer bumi modern dan kehidupan seperti yang kita ketahui. Karena jumlah oksigen sangat banyak dalam atmosfer, bahkan jika semua fotosintesis untuk menghentikannya mengambil antara 5,000 sampai 2,4 juta tahun (referensi tidak diketahui) untuk mengosongkan semua oksigen (Millero, 2005).
8. Kandungan
Mineral
Air laut memiliki khasiat yang baik bagi tubuh dan kecantikan kulit. Ion dan mineral yang terkandung di dalamnya berupa mineral seperti magnesium, potasium, kalsium sulfat, dan sodium memiliki manfaat, di antaranya:
• Melancarkan sirkulasi darah.• Memperkuat otot jantung.
• Melancarkan sistem pernapasan.
• Meningkatkan produksi sel darah merah.
• Menyehatkan dan menutrisi kulit tubuh sehingga lebih bercahaya.
Karena itulah, mulai dikenal terapi air laut yang disebut Thallasotherapy, yang merangkum semua manfaat air laut dalam bentuk relaksasi, revitalisasi tubuh, sekaligus peremajaan kulit. Selebriti
dunia yang menggemari terapi ini adalah Jennifer Lopez dan Joan Collins.
Baca juga; Nitrat, fosfat dan silikat
Sumber:
MAKALAH
PENGANTAR OSEANOGRAFI
“MACAM-MACAM SENYAWA KIMIA YANG TERKANDUNG DALAM AIR
LAUT”
DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK 3)
RISNO (I1A210073)
ISKANDAR (I1A210075)
SYARWAN HAMDU (I1A210077)
LD. MARDIN (I1A210081)
RIZAL SARIMUDIN (I1A210083)
WAHYU (I1A210085)
AWANG (I1A210091)
IRSA SETIADI (I1A210093)
IRSAN DJAFAR (I1A210095)
ARDANA KURNIAJI (I1A210097)
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERAIRAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011